Kamis, 08 Oktober 2015

Pengertian Resistor (Tahanan)

Resistor adalah komponen elektronika yang memiliki dua kutub yang dapat digunakan untuk menahan arus listrik apabila dialiri tegangan listrik antara kedua kutub tersebut. Resistor biasanya digunakan sebagai bagian dari sirkuit elektronik,resistor terbuat dari bahan isolator yang didalamya mengandung  nilai tertentu sesuai dengan nilai hamnatan yang diinginkan. Berdasarkan hukum Ohm, nilai tegangan terhadap resistansi berbanding dengan arus yang mengalir. Berikut ini adalah rumus mengukur tahanan :

\begin{align}V&=IR\\ I&=\frac{V}{R}\end{align}


Karakteristik utama resistor adalah resistansinya dan daya listrik yang dapat dihantarkan. Sementara itu, karakteristik lainnya adalah koefisien suhu, derau listrik (noise) dan induktansi. Resistor juga dapat kita integrasikan kedalam sirkuit hibrida dan papan sirkuit, bahkan bisa juga menggunakan sirkuit terpadu. Ukuran dan letak kaki resistor tergantung pada desain sirkuit itu sendiri daya resistor yang dihasilkan juga harus sesuai dengan kebutuhan agar rangkaian tidak terbakar.

Fungsi Resistor sebagai penahan arus sementara, sebelum arus tersebut diproses dan disalurkan pada komponen elektronika lainnya. Selain sebagai penahan arus sementara, resistor juga dapat berfungsi sebagai pembagi arus, pembatas arus, penurun tegangan dan pembagi tegangan. Resistor juga berfungsi untuk pengaman arus berlebih pada beberapa komponen, menurunkan tegangan yang dinilai terlalu tinggi yang dapat mengakibatkan kerusakan pada komponen elektronik.
Resistor juga merupakan komponen pasif, hal tersebut mengandung arti bahwa resistor tidak memerlukan listrik ketika bekerja.

Simbol/Lambang resistor berfungsi untuk mengetahui nilai resistor guna mendukung komponen yang akan digunakan. Dari berbagai simbol yang ada, kita  bisa menentukan fungsi dari resistor itu sendiri.
 Untuk menentukan nilai resistor, kita bisa menghitung dari warna gelang yang terdapat pada tubuh resistor. Penghitungan nilai dengan gelang warna diaplikasikan pada resistor jenis Film Karbon dan Film Metal. Selain itu, kita bisa menghitung nilai resistor berdasarkan nilai angka yang tedapat pada resistor jenis SMD (Surface-mount Device).

   Gambar Simbol Resistor dan Fungsinya :

 

 

 

Simbol-simbol resistor tersebut bertujuan untuk memudahkan kita saat mengetahui jenis resistor tanpa melihat bentuk fisik resistor yang diinginkan.


Satuan

Ohm (simbol : Ω) adalah satuan SI untuk resistansi listrik, diambil dari nama Georg Simon Ohm.
Satuan yang digunakan prefix :

  • Ohm = Ω
  • Kilo Ohm = KΩ
  • Mega Ohm = MΩ
  • KΩ = 1 000Ω
  • MΩ = 1 000 000Ω
  •  

Macam-macam Resistor

Pada saat ini hanya ada dua macam resistor, yaitu Fixed Resistor (Resistor tetap) dan Variabel Resistor (Resistor Tidak Tetap). Dari dua macam resistor tersebut dibagi lagi menjadi beberapa bagian, berikut ini akan kami jelaskan  bagian-bagian dari keduanya:

A. Resistor Tetap

Resistor Tetap (Fixed Resistor)  adalah jenis resistor yang nilainya sudah tertulis pada badan resistor dengan menggunakan kode warna ataupun angka. Resistor ini banyak digunakan sebagai penghambat arus listrik secara permanen. Fungsi dari resistor ini adalah sebagai pembatas arus yang mengalir pada lampu LED. Jenis dari fixed resistor adalah :


Resistor Kawat
imageshack.us
Resistor Kawat adalah jenis resistor yang baru pertama kali di gunakan pada saat rangkaian elektronika masih menggunakan tabung hampa. Bentuk fisik dari resistor ini bervariasi dan memiliki ukuran yang cukup besar. Karena memiliki resistansi yang tinggi dan tahan terhadap panas yang tinggi, resistor ini hanya dipergunakan dalam rangkaian power. Sampai saat ini, jenis yang masih di pakai adalah jenis yang memiliki lilitan kawat pada bahan keramik, kemudian di lapisi dengan bahan semen.


Resistor Batang Karbon (Arang)
imageshack.us
Resistor ini terbuat dari bahan karbon kasar yang kemudian di beri lilitan dan tanda dengan kode warna yang berbentuk gelang. Untuk dapat membaca nilai resistansi dari setiap warna gelang tersebut dapat menggunakan tabel kode warna. Jenis resistor ini terbentuk setelah adanya resistor kawat.
Saat ini sudah jarang orang yang menggunakan resistor batang karbon di dalam rangkaian-rangkaian elektronik.
Resistor komposisi karbon terdiri dari sebuah unsur resistif berbentuk tabung dengan kawat atau tutup logam pada kedua ujungnya. Badan resistor dilindungi dengan cat atau plastik. Resistor komposisi karbon lawas mempunyai badan yang tidak terisolasi, kawat penghubung dililitkan disekitar ujung unsur resistif dan kemudian disolder. Resistor yang sudah jadi dicat dengan kode warna sesuai dengan nilai resistansinya.
Unsur resistif dibuat dari campuran serbuk karbon dan bahan isolator (biasanya keramik). Resin digunakan untuk melekatkan campuran. Resistansinya ditentukan oleh perbandingan dari serbuk karbon dengan bahan isolator. Resistor komposisi karbon sering digunakan sebelum tahun 1970-an, tetapi sekarang tidak terlalu populer karena resistor jenis lain mempunyai karakteristik yang lebih baik, seperti toleransi, kemandirian terhadap tegangan (resistor komposisi karbon berubah resistansinya jika dikenai tegangan lebih), dan kemandirian terhadap tekanan/regangan. Selain itu, jika resistor menjadi lembab, panas solder dapat mengakibatkan perubahan resistansi dan resistor jadi rusak.
Walaupun begitu, resistor ini sangat reliabel jika tidak pernah diberikan tegangan lebih ataupun panas lebih.
Resistor ini masih diproduksi, tetapi relatif cukup mahal. Resistansinya berkisar antara beberapa miliohm hingga 22 MOhm.


Resistor Keramik
imageshack.us
Dengan kemajuan teknologi yang semakin pesat, khususnya di bidang elektronik. Pada saat ini telah tercipta jenis resistor yang terbuat dari bahan dasar keramik atau porselin dan dilapisi dengan kaca tipis. Karena memiliki bentuk fisik yang kecil dan juga nilai resistansi yang tinggi,
resistor ini paling banyak digunakan dalam rangkaian elektronik. Rating daya yang dimiliki resistor keramik sebesar 1/4 Watt, 1/2 Watt, 1 Watt dan 2 Watt.


Resistor Film Karbon
imageshack.us
Resistor ini merupakan hasil dari pengembangan resistor batang karbon. Sejalan dengan perkemangan teknologi, telah terbentuklah resistor yang dibuat dari karbon dan dilapisi dengan film, karbon diendapkan pada selapis substrat isolator, dan potongan memilin dibuat untuk membentuk jalur resistif panjang dan sempit. Dengan mengubah lebar potongan jalur, ditambah dengan resistivitas karbon (antara 9 hingga 40 µΩ-cm) dapat memberikan resistansi yang lebar. Resistor film karbon memberikan rating daya antara 1/6 W hingga 5 W pada 70 °C. Resistansi tersedia antara 1 ohm hingga 10 MOhm. Resistor film karbon dapat bekerja pada suhu di antara -55 °C hingga 155 °C.
Ini mempunyai tegangan kerja maksimum 200 hingga 600 v, dengan bahan film yang berfungsi sebagai pelindung terhadap pengaruh luar. Nilai resistansi sudah tercantum dalam bentuk tabel kode warna. Karena memiliki nilai resistansi yang tinggi dan juga bentuk fisiknya kecil, resistor ini juga banyak digunakan di dalam berbagai rangkaian elektronika. Rating daya yang dimiliki resistor ini adalah 1/4 Watt, 1/2 Watt, 1 Watt dan 2 Watt.

Resistor Film Metal
imageshack.us
Bentuk dari resistor film metal hampir sama dengan resistor film karbon. Hanya saja resistor ini tahan terhadap perubahan temperatur dan memiliki tingkat kepresisian yang tinggi karena nilai toleransi yang mencapai 1% atau 5%. Jika di bandingkan dengan jenis Fixed Resistor lainnya, resistor ini memiliki kepresisian yang lebih tinggi karena memilik 5 gelang warna bahkan ada juga yang terdapat 6 gelang warna.
Resistor film metal banyak digunakan dalam rangkaian elektronika yang memiliki tingkat ketelitian tinggi, seperti alat ukur. Unsur resistif utama dari resistor foil adalah sebuah foil logam paduan khusus setebal beberapa mikrometer.
Resistor foil merupakan resistor dengan presisi dan stabilitas terbaik. Salah satu parameter penting yang memengaruhi stabilitas adalah koefisien temperatur dari resistansi (TCR). TCR dari resistor foil sangat rendah. Resistor foil ultra presisi mempunyai TCR sebesar 0.14ppm/°C, toleransi ±0.005%, stabilitas jangka panjang 25ppm/tahun, 50ppm/3 tahun, stabilitas beban 0.03%/2000 jam, EMF kalor 0.1μvolt/°C, desah -42 dB, koefisien tegangan 0.1ppm/V, induktansi 0.08μH, kapasitansi 0.5pF.

B. Resistor Tidak Tetap (Variable Resistor)


Resistor Tidak Tetap (Variable Resistor) adalah jenis resistor yang memiliki nilai resistansi berubah-ubah secara langsung dengan cara memutar atupun menggeser tuas yang ada. Jenis dari Variable Resistor adalah :


Potensiometer
imageshack.us
Potensiometer adalah jenis variable resistor yang nilai resistansinya dapat kita rubah dengan cara memutar porosnya melalui tuas yang sudah di sediakan. Pada umumnya, resistor ini terbuat dari kawat atau karbon dan paling banyak digunakan dalam rangkaian elektornika. Saat ini telah banyak potensiometer yang terbuat dari bahan karbon karena memiliki ukuran yang lebih kecil dan resistansi yang cukup besar. Perubahan nilai resistansi terbagi menjadi dua, yaitu linier dan logaritmatik. Untuk mengetahui apakah potensiometer tersebut linier atau logaritmatik dapat dilihat dari huruf yang tertera pada bagian belakang. Apabila tertera huruf “B” maka potensiometer tersebut bersifat logaritmatik, sedangkan jika tertera huruf “A” maka potensiometer tersebut bersifat linier.




Trimpot
imageshack.us
Trimpot atau biasa di sebut Tripotensiometer adalah resistor yang nilai resistansinya dapat berubah. Sifat dan karakteristik trimpot tidak jauh berbeda dengan potensiometer, hanya saja bentuk fisik trimpot lebih kecil dibandingkan dengan potensiometer. Perubahan nilai resistansi tersebut juga dibagi menjadi 2, yaitu linier dan logaritmatik. Untuk mengubah nilai resistansi dengan cara memutar lubang tengah pada badan trimpot dengan menggunakan obeng.


NTC dan PTC
imageshack.us
NTC (Negative Temperature Coefficient) dan PTC (Positive Temperature Coefficient) merupakan resistor yang nilai resistansinya dapat berubah apabila terjadi perubahan temperatur di sekelilingnya. Nilai resistansi NTC sendiri akan naik apabila temperatur di sekelilingnya turun, Sedangkan nilai resistansi PTC akan naik jika jika temperatur di sekelilingnya naik. Kedua resiston ini paling sering digunakan sebagai sensor karena dapat mengukur suhu atau temperatur daerah di sekelilingnya.


LDR
imageshack.us
LDR (Light Dependent Resistor) merupakan resistor yang nilai resistansinya dapat berubah apabila terjadi perubahan intensitas cahaya di daerah sekelilingnya. Itu dapat terjadi karena intensitas cahaya yang besar dapat mendorong elektron untuk menembus batas-batas pada LDR. Dengan begitu, nilai resistansi akan naik jiga intensitas yang diterima sedikit. Sedangkana nilai resistansi dari LDR akan turun jika intensitas cahaya yang diterima banyak. Resistor LDR sendiri banyak digunakan sebagai sensor cahaya, khususnya pada lampu taman.


 
Maksud dan tuiuan dari pemasangan Resistor Tidak Tetap dalam suatu rangkaian adalah :
‑ Untuk mengatur besar kecilnya arus dan tegangan dalam suatu rangkaian
‑ Sebagai pembagi tegangan
‑ Sebagai pembagi arus


Kode Warna Resistor  pertama kali ditemukan pada tahun 1920 yang kemudian dikembangkan oleh perkumpulan pabrik radio di Eropa dan Amerika RMA (Radio Manufacturers Association). Pada era 1957, kelompok ini sepakat untuk berganti nama menjadi EIA (Electronic Industries Alliance) dan menetapkan kode tersebut sebagai standar EIA-RS-279. Dalam aturan standar EIA-RS-279, telah ditetapkan 3 sistem kode warna, yaitu :
  • Sistem Kode Warna 4 Pita.
  • Sistem Kode Warna 5 Pita.
  • Sistem Kode Warna 6 Pita.


Berikut ini akan dijelaskan maksud dari ketiga sistem kode warna resistor diatas :
 
 Sistem Kode Warna 4 Pita

Sistem ini merupakan kode warna paling sering digunakan yang terdiri dari 4 pita warna yang mengelilingin badan resistor. Dua pita yang terdapat pada bagian depan merupakan informasi dua digit harga resistansi, sedangkan pita ketiga merupakan faktor pengali (jumlah nol yang ditambahkan setelah dua digit resistansi) dan pita keempat merupakan toleransi harga resistansi. Kadang di dalam resistor terdapat pita kelima yang berfungsi untuk menunjukan koefisien suhu, tetapi ini juga tergantung dari sistem lima warna sejati yang menggunakan tiga digit resistansi.


Contoh :
Pita ke-1 = Hijau, Pita ke-2 = Biru, Pita ke-3 = Perak, Pita ke-4 = Emas.
Nilainya adalah 0,56 Ω, dengan Toleransi 5%


 Sistem Kode warna 5 Pita

 Sistem kode warna ini banyak digunakan pada resistor presisi. Tiga pita pertama menunjukan harga resistansi, sedangkan pita keempat adalah pengali dan pita kelima adalah toleransi. Pada resistor yang memiliki 5 kode warna dengan pita keempat yang berwarna emas atau perak kadang di abaikan, karena hanya digunakan pada resistor lawas atau penggunaan khusus. Pita keempat adalah toleransi dan yang kelima adalah koefisien.
Contoh :
Pita ke-1 = Hijau, Pita ke-2 = Hitam, Pita ke-3 = Hitam, Pita ke-4 = Perak. Pita ke-5 = Coklat.
Nilainya adalah 5 Ω, dengan Toleransi 1%.
 
 Sistem kode warna satu ini terdapat 6 pita, dimana 3 pita pertama menunjukan nilai tahanan, pita keempat menunjukan perkalian desimal, pita kelima menunjukan nilai toleransi dan pita keenam menunjukan koefisien suhu.
 Contoh :
Pita ke-1 = Hijau, Pita ke-2 = Biru, Pita ke-3 = Hijau, Pita ke-4 = Emas. Pita ke-5 = Coklat.
Pita ke-6 = Coklat.
Nilainya adalah 56,6 Ω, Toleransi 1%, Koefisien suhu 100 ppm / ºC

Resistor pasang-permukaan


Gambar ini menunjukan empat resistor pasang permukaan (komponen pada kiri atas adalah kondensator) termasuk dua resistor nol ohm. Resistor nol ohm sering digunakan daripada lompatan kawat sehingga dapat dipasang dengan mesin pemasang resistor.
Resistor pasang-permukaan dicetak dengan harga numerik dengan kode yang mirip dengan kondensator kecil. Resistor toleransi standar ditandai dengan kode tiga digit, dua pertama menunjukkan dua angka pertama resistansi dan angka ketiga menunjukkan pengali (jumlah nol). Contoh:
"334"= 33 × 10.000 ohm = 330 KOhm
"222"= 22 × 100 ohm = 2,2 KOhm
"473"= 47 × 1,000 ohm = 47 KOhm
"105"= 10 × 100,000 ohm = 1 MOhm
Resistansi kurang dari 100 ohm ditulis: 100, 220, 470. Contoh:
"100"= 10 × 1 ohm = 10 ohm
"220"= 22 × 1 ohm = 22 ohm
Kadang-kadang harga-harga tersebut ditulis "10" atau "22" untuk mencegah kebingungan.
Resistansi kurang dari 10 ohm menggunakan 'R' untuk menunjukkan letak titik desimal. Contoh:
"4R7"= 4.7 ohm
"0R22"= 0.22 ohm
"0R01"= 0.01 ohm
Resistor presisi ditandai dengan kode empat digit. Dimana tiga digit pertama menunjukkan harga resistansi dan digit keempat adalah pengali. Contoh:
"1001"= 100 × 10 ohm = 1 kohm
"4992"= 499 × 100 ohm = 49,9 kohm
"1000"= 100 × 1 ohm = 100 ohm
"000" dan "0000" kadang-kadang muncul bebagai harga untuk resistor nol ohm
Resistor pasang-permukaan saat ini biasanya terlalu kecil untuk ditandai.


Penandaan tipe industri

Format: XX YYYZ
  • X: kode tipe
  • Y: nilai resistansi
  • Z: toleransi
 Rating Daya Pada 70 °C
    KODE TIPE
    RATING DAYA (WATT)
    TEKNIK MIL-R-11
    TEKNIK MIL-R-39008
    BB
    1/8
    RC05
    RCR05
    CB
    ¼
    RC07
    RCR07
    EB
    ½
    RC20
    RCR20
    GB
    1
    RC32
    RCR32
    GM
    3
    -
    -
    HB
    2
    RC42
    RC42
    HM
    4
    -
    -



    Kode Toleransi
    TOLERANSI
    TEKNIK INDUSTRI
    TEKNIK MIL
    ±5%
    5
    J
    ±20%
    2
    M
    ±10%
    1
    K
    ±2%
    -
    G
    ±1%
    -
    F
    ±0.5%
    -
    D
    ±0.25%
    -
    C
    ±0.1%
    -
    B


    Rentang suhu operasional membedakan komponen kelas komersil, kelas industri dan kelas militer.
    • Kelas komersil: 0 °C hingga 70 °C
    • Kelas industri: −40 °C hingga 85 °C (seringkali −25 °C hingga 85 °C)
    • Kelas militer: −55 °C hingga 125 °C (seringkali -65 °C hingga 275 °C)
    • Kelas standar: -5 °C hingga 60 °C



    Sekian Pembahasan tentang Resistor, Salah dan Kurangnya Mohon Dimaafkan.
    Kami tunggu kritik dan sarannya.



    EmoticonEmoticon